Tentu saja semua itu tidak ada yang sempurna, mulus, apa maksudnya:
KESIMPULAN
Jadi begini ya Bagus itu hanya emas kotor yang hanya tinggal dicuci, dibilas, memang semua ada plus minus misal Trisye, Sarwadi very low. Nah... pemerintah apa baru mengertinya kalau Bagus itu putih, mulus, bersih? Ya... Bagus bisa dipermainkan begitu karena very high, tetapi keluarga Bagus langsung jantung karena very low. Itu maksudnya jadi tidak bisa ya Trisye, Sarwadi itu disetarakan dengan Bagus karena very low langsung jantung. Oke pemerintah sudah ketemu emas tetapi kusut, pakai saja pikiran, jika pemerintah clever maka untung besar, jika tolol rugi besar. Pemerintah bisa untung besar karena emas itu cuma kotor, kusut, tetapi jika emas itu hilang diambil orang akan rugi besar. Tuhan memberikan emas kotor (anugrah), bukan memberikan emas rapih, bersih di etalase toko emas, coba saja dipikir-pikir ulang, misal di etalase toko emas harganya 10.000.000 IDR, ketemu emas kotor cuma 2.500.000 IDR, itu saja emas itu dirapihkan, dicuci, diberi pengharum, meraih untung besar-besaran. Semua itu membutuhkan pikiran, usaha, logika, mana untung, mana rugi, mana teman, mana lawan, mana cantik, mana jelek harus mengerti. Jadi pemerintah sedikit clever saja memang tidak diberi emas secara mulus, bersih, rapih di etalase toko emas, tetapi ketemu emas kotor yang cukup dibilas, dicuci, dipoles akan meraih untung besar-besaran. Begini jadi tidak bisa tiba-tiba bersih, tiba-tiba rapih, tiba-tiba jadi, tiba-tiba mulus tetapi kita bekerja membuat semuanya perfect, complete, kita harus tahu proses, harus tahu tahapan-tahapan, harus tahu logika, bukan tiba-tiba ada, soal Trisye Sarwadi yang terlalu low cukup saja tidak membuat perkara/urusan, bolehlah Bagus very high, kesitu saja pikiran.
- Memangnya pemerintah jika ketemu emas tetapi kotor, kucel, berdebu tidak mengerti?
- Memangnya pemerintah baru mengerti emas itu setelah cantik di toko emas, begitu?
- Begini semua juga ada plus minusnya hidup, Trisye, Sarwadi terlalu rendah berpikirnya.
- Trisye jika dipermainkan seperti Jatinegara pasti langsung jantung, karena lemah.
- Bolehlah pemerintah maunya Bagus itu putih, bersih, mulus, suci, baru mau begitu?
- Apa persoalan Bagus? Ya Bagus itu Wargahadibrata, Bagus itu Haruman, itu saja.
- Maksudnya Bagus kotor, berdebu apa? Ya Bagus bukan dari keluarga baik-baik, kesitu.
- Bagus maksudnya emas kotor apa? Itulah Bagus dari keluarga bermasalah pemerintah.
- Pemerintah ketemu emas hanya tinggal dicuci, dibilas, dilap saja tidak mengerti, begitu.
- Bagus memang very high, tetapi keluarga Bagus very low, jadi lain soal, beda pikiran.
- Apa pemerintah maunya Trisye, Sarwadi itu sama seperti Bagus? Harus high semua?
- Bolehlah karena terlalu low, Trisye, Sarwadi cukup tidak membuat perkara, urusan.
- Bolehlah untuk Bagus kita over baik lah, Bagus very high, Trisye, Sarwadi very low, itu
- Bolehlah ada yang bisa dipermainkan, ada yang langsung jantung seperti Trisye, kesitu.
- Bagus itu sebenarnya emas, hanya kotor, berdebu, tinggal dibilas, dicuci, dibersihkan.
- Memangnya pemerintah emas itu harus ada di etalase toko emas, wangi, bersih?
- Memangnya tidak punya ide-ide emas kotor, dicuci, dibilas, dibersihkan, tidak kesitu?
- Ya pasti saja Trisye persoalannya terlalu low, langsung jantung, jika dipermainkan.
- Ya pasti saja Sarwadi langsung pingsan terlalu low, jika dipermainkan, jadi begitu saja.
- Nah... Bagus karena dia very high dipermainkan kuat, kokoh, berani, beda lagi pikiran.
- Dengan maksud harus mengerti untung, rugi, kawan, lawan, cantik, jelek, harus tahu.
- Dengan maksud semua butuh pikiran, logika, usaha, perjuangan, pengorbanan, kesitu.
- Tidak bisa tiba-tiba jadi, tinggal beli, kita harus tahu proses, cara kerja, harus lihai, itu.
- Tidak bisa tiba-tiba beres, tiba-tiba putih, tiba-tiba rapih tetapi kita bekerja make perfect.
KESIMPULAN
Jadi begini ya Bagus itu hanya emas kotor yang hanya tinggal dicuci, dibilas, memang semua ada plus minus misal Trisye, Sarwadi very low. Nah... pemerintah apa baru mengertinya kalau Bagus itu putih, mulus, bersih? Ya... Bagus bisa dipermainkan begitu karena very high, tetapi keluarga Bagus langsung jantung karena very low. Itu maksudnya jadi tidak bisa ya Trisye, Sarwadi itu disetarakan dengan Bagus karena very low langsung jantung. Oke pemerintah sudah ketemu emas tetapi kusut, pakai saja pikiran, jika pemerintah clever maka untung besar, jika tolol rugi besar. Pemerintah bisa untung besar karena emas itu cuma kotor, kusut, tetapi jika emas itu hilang diambil orang akan rugi besar. Tuhan memberikan emas kotor (anugrah), bukan memberikan emas rapih, bersih di etalase toko emas, coba saja dipikir-pikir ulang, misal di etalase toko emas harganya 10.000.000 IDR, ketemu emas kotor cuma 2.500.000 IDR, itu saja emas itu dirapihkan, dicuci, diberi pengharum, meraih untung besar-besaran. Semua itu membutuhkan pikiran, usaha, logika, mana untung, mana rugi, mana teman, mana lawan, mana cantik, mana jelek harus mengerti. Jadi pemerintah sedikit clever saja memang tidak diberi emas secara mulus, bersih, rapih di etalase toko emas, tetapi ketemu emas kotor yang cukup dibilas, dicuci, dipoles akan meraih untung besar-besaran. Begini jadi tidak bisa tiba-tiba bersih, tiba-tiba rapih, tiba-tiba jadi, tiba-tiba mulus tetapi kita bekerja membuat semuanya perfect, complete, kita harus tahu proses, harus tahu tahapan-tahapan, harus tahu logika, bukan tiba-tiba ada, soal Trisye Sarwadi yang terlalu low cukup saja tidak membuat perkara/urusan, bolehlah Bagus very high, kesitu saja pikiran.